Bagi teman-teman yang ikut demo tanggal 4 November besok, pasti akan mengatakan saya di pihak Ahok, dan mengatakan munafik. Terserah apa kata teman-teman terhadap saya. Yang jelas, saya tidak mencari sensasi dan memanfaatkan momen 4 November untuk mendongkrak trafik situs pribadi saya. Terlepas dari yang dilakukan si Ahok atas pelecehan dan penghinaan dia terhadap kitab suci kita (Al-Qur’an). Saya ingin mengungkapkan sesuatu yang mungkin berbeda dari pemikiran teman-teman sekalian.

Teman-temanku sekalian se-iman dan se-Islam. Bukannya saya tidak sependapat dan sepakat dengan demo yang kalian lakukan besok hari, tetapi mungkin pendapat saya ini menjadi bahan renungan bagi teman-teman sekalian.

Pernahkah teman-teman mendengar kisah seorang Yahudi buta yang berada di ujung jalan? Ya… Yahudi yang pekerjaannya setiap hari menghina Rasulullah SAW, memaki-maki dan menyumpahi Nabi SAW. Tetapi apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW? Apakah beliau marah?

Tidak. Bahkan Rasulullah SAW menyuapi Yahudi buta itu dengan tangan beliau sendiri, sampai beliau (SAW) wafat. Kemudian tugas beliau digantikan dengan Abu Bakar RA. Ketika Abu Bakar menyuapi si Yahudi itu, maka sontak si Yahudi bertanya dengan suara keras. “Siapa ini?”, di jawab oleh Abu Bakar RA. “Ini aku, orang yang biasa menyuapi makan kamu.” Kata si Yahudi buta, “Bukan! Kamu bukan orang yang biasa menyuapi aku!”. “Orang yang menyuapi aku tidak seperti itu. Dia melumatkan makanan dahulu sebelum di suapkan kepadaku. Siapa kamu dan siapa yang biasa mensuapi aku makan?”

Sontak Abu Bakar RA sambil menangis dan berkata, “Aku adalah Abu Bakar, orang yang biasa menyuapi kamu sudah meninggal dunia.” Lalu si Yahudi buta tadi bertanya, “Siapakah dia gerangan?”, maka Abu Bakar menjawab, “Dia lah orang yang selalu kamu hina dan maki-maki, dialah Muhammad SAW.” Maka Yahudi buta itu pun menangis menyesali perbuatannya selama ini, dan berkata, “Wahai Abu Bakar, saksikan bahwa “Asyhadu Allaa ilaaha illallah, wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa rosuluhu” (Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selaih Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNYA)”.

Dan Yahudi buta itu pun memeluk Islam.
Itulah akhaq Rasulullah SAW, akhlaqul Adhiimah (akhlaq yang agung), membalas kejahatan dengan kebaikan. Itulah contoh akhlaq baginda Rasulullah SAW, yang susah ditiru oleh orang-orang jaman sekarang, bahkan selevel Kyai atau Ulama sekali pun tidak akan bisa meneladani akhlaq Beliau yang begitu tinggi.

Pernah suatu kisah, ada seorang Yahudi meninggal dunia sedang di gotong mayatnya di depan Beliau, dan Beliau SAW menangis. Para sahabat keheranan, “Wahai Nabi SAW, orang yang mati itu kan seorang Yahudi, mengapa engkau menangis?” Maka Rasulullah SAW menjawab,”Aku menangis karena aku tidak akan bisa menyelamatkan dia dari azab api neraka.”

Nah, teman-teman sekalian. Rasulullah SAW bersedih kepada seseorang yang masih belum beriman, karena dia nanti akan menjadi bahan bakar api neraka. Orang yang kita katakan kafir sekarang itu. Semuanya juga ingin masuk surga, tetapi mereka tidak tahu caranya. Seharusnya kita yang sudah ada kalimat Iman, datang kepada mereka dan memberitahu mereka. Memberitahu Islam yang benar itu seperti apa? Bukan malah memusuhi mereka.

Alangkah indahnya, sebelum kita mendemo Ahok, kita datang kepada Ahok dan berkata kepadanya.

“Bapak Ahok yang terhormat. Apakah bapak tidak tahu, bahwa di dalam al-Qur’an, kami diperintahkan untuk tidak menghina agama orang lain. Walau pun kami tahu mereka itu salah. Tetapi Nabi kami sendiri melarangnya. Bahkan kami orang Islam juga, sangat mencintai Isa AS yang kamu sebut itu Yesus. Kami mencintai Yesus karena kesederhanaan dan kezuhudannya kepada dunia. Kami mencintainya karena ia adalah salah satu Ulul Azmi. Nabi yang terunggul. Sebagian Al-Qur’an itu juga memuat apa yang injil sampaikan, Al-Qur’an ini adalah kitab yang ter-update dan sudah sempurna. Keasliannya dijaga, dengan adanya orang-orang yang menghafalnya. Bukan hanya satu atau dua orang yang hafal Qur’an, ribuan, ratusan ribu, bahkan jutaan orang telah hafal kitab suci ini. Dia adalah bukan sekedar buku dan kitab. Dia bisa berbicara dan bercakap-cakap, dia adalah makhluk hidup walau secara fisik ianya mati. Dia bisa membalas siapa saja yang melecehkan dan menghinakannya.”

Ingatlah beberapa kisah akibat seseorang yang menghina Al-Qur’an. Kami tidak ingin itu terjadi kepadamu, karena pada dasarnya kamu adalah orang yang baik. Hanya saja kamu memilih jalan yang salah. Maka itu, kami mengajak engkau kepada Islam. Agama kedamaian dan perdamaian. Kamu aman bersama kami. Bahkan kamu akan menjadi saudara kami sampai hari kiamat.

Semoga engkau membaca tulisanku ini. Agar Allah memberi hidayah kepada mu, cahaya Islam masuk ke batinmu. Sehingga Allah menyelamatkanmu dunia dan akhirat. Amin.

Dari hamba yang lemah

Sony Husein.